Rejeki

 Ada banyak pertanyaan pertanyaan di kepala tentang kehidupan yang sampai saat ini masih dicari jawabannya. Ternyata yang membuat hidup lebih menarik adalah proses mencari jawaban itu, yang engga jarang lama dan sulit dicari nya. Ketika kita menemukan satu point penting dari sekian banyaknya kemungkinan jawaban, sadar atau tidak kita tumbuh jadi pribadi yang lebih baik lagi.

Beberapa pertanyaan teman atau keluarga sering aku tidak bisa menjawanya, seperti belum menemukan jawaban yang pas. Setiap pertanyaan serupa ditanyakan, aku pasti menjawab dengan jawaban yang berbeda.

"Kenapa milih kuliah, padahal sekarang kuliah ga kuliah sama aja gajinya"

"Kenapa ambil perawat, kan nanti kerjanya cape gaji nya juga kecil"

"Kenapa ambil jurusan ini, kenapa ga ambil jurusan itu aja, lebih menjamin"

Dalam kurun waktu yang cukup lama aku masih belum menemukan jawaban yang pas untuk pertanyaan ini. Kalau dipikir pikir pertanyaan atau itu ada benar nya juga. 'iya ya kenapa ya'

Realita dilapangan kebanyakan yang diliat yaa memang benar, maka engga salah juga orang orang bertanya hal yang mirip mirip.  Engga jarang bikin mental break down, apa aku salah mengambil keputusan yaa, karena jarang sekali masyarakat awam yang support akan pilihan ini. Am i wrong ?

Tapi aku menemukan beberapa point jawaban dari pertanyaan ini 

Ada satu statement yang aku yakini baru baru ini, aku baru sadar aja bahwa 'rejeki bukan hanya tentang uang, dan rejeki bisa datang dari mana aja'. Aku percaya akan hal ini, tiap orang diberikan jatah rejekinya masing masing, tugas manusia adalah menjemput,mensyukuri dan membaginya. Beberapa orang diberikan rejeki dengan pekerjaan nya tanpa kuliah dan beberapa orang diberikan rejekinya berupa kesempatan belajar dengan kuliah. Masing masing sebenarnya tidak kekurangan nikmat-Nya sama sekali, mungkin sebelumnya  syukur aku yang masih kurang atau mindset nya yang terlalu sempit. Percaya deh rejeki bukan melulu tentang uang, sungguh engga adil kalau semuanya diukur dengan uang (walaupun sebenernya society di kita mengukur sesuatu dengan uang) tapi kan yang penting cara pandang kita, cara syukur kita, itu jauh lebih dari cukup.

Pertanyaan kenapa memilih jurusan aku yang sekarang dan sepertinya banyak orang yang khawatir dengan rejeki ke depannya. Tentunya akupun sering khawatir. Tapi ada satu hal yang baru ini aku sadari dan aku belajar untuk percaya akan hal itu "rejeki sudah dibagi, diberikan diwaktu, sumber, san cara yang berbeda beda, engga bisa disamakan setiap manusia". 

Kenapa malah mengkhawatirkan sesuatu yang sudah Allah janjikan, bahwa hambanya tidak akan dibiarkan kelaparan. Kenapa mengkhawatirkan rejeki padahal ada Tuhan yang maha kaya raya. Yang penting jalani hari hari sekarang dengan baik sebagai bentuk syukur karna diberikan kesempatan untuk hidup dan belajar. Tugasku cuman taat selebihnya biat Allah yang mengatur skenarionya.


Aku mulai percaya akan hal ini, dan itu membuat aku lega. Untuk menikmati dan mencintai proses dan progres diriku sendiri, hidupku, tanpa perlu membandingkan dengan orang lain karena memang tidak akan pernah sebanding. Aku lega dan aku sangat bersemangat untuk menemukan jawab jawaban lain selanjutnya.


Semangat hidupnya, you did good job!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

20 tahun. 'note to my self'

2020 Its Been a Pleasure, But Its Time to Say Goodbye

Ngomongin Jodoh